27 Oktober 2012

Tugas OpenGL (Grafik Komp. & Pengolahan Citra)

NAMA  : GRIANDINI
KELAS : 3 KA 33
NPM    : 13110041

Saya akan menjelaskan tentang tugas mata kuliah Grafik Komputer dan Pengolahan Citra, tugasnya adalah untuk membuat tampilan garis Vertikal, Horizontal dan Diagonal pada OpenGL dan dengan menggunakan DevC++. 
DevC++ adalah salah satu program compailer yang open source. DevC++ dikembangkan oleh Bloodshed Software (GNU). DevC++ menggunakan sistem paket yang terpisah. Pertama yang harus yang kita lakukan adalah menginstall perlengkapan yang akan digunakan :
  1. Dev C++
  2. Glut
Pertama, installah program DevC++. Setelah program Dev C++ berhasil diinstal, barulah kita lakukan instalasi paket glutnya. Caranya :
1. Buka Dev C++
2. Pilih Tools >> Package Manager
3. Pada window Package Manager klik install
4. Pilih paket yang akan diinstal (misal glut).
5. Ikuti langkah-langkah installasi.
6. Apabila berhasil, paket yang terinstall tampilannya akan seperti berikut:
Penggunaan paket glut dalam membuat project dengan cara sebagai berikut :
1. Buka Dev C++
2. Pilih File >> New >> Project
 3. Pilih Multimedia >> Glut
4. Isikan nama program yang ingin dibuat (Latihan1) dan tentukan letak foldernya.
5. Save dengan nama main.cpp.

Untuk Membuat Tampilan Garis Vertikal
 Untuk membuat garis vertikal kita bisa tuliskan koding seperti gambar di bawah ini :
source codenya dibawah ini :

/* OpenGL animation code goes here */
            glClearColor (8.1f, 0.1f, 0.1f, 0.7f);
            glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);

            glPushMatrix ();
            glClearColor(1,1,1,0);
            glColor3f(1,1,1); //

            glBegin(GL_LINES);
            glVertex3f(0,0,-0.0);
            glVertex3f(0.0,130.0,0.0);
            /////////////////////////////////

            glEnd ();
            glPopMatrix ();

            SwapBuffers (hDC);

            Sleep (1);
        }
    }

 Untuk Membuat Tampilan Garis Horizontal
 Untuk membuat garis horizontal kita bisa tuliskan koding seperti gambar di bawah ini :
source codenya dibawah ini :
/* OpenGL animation code goes here */
            glClearColor (0.1f, 0.1f, 0.9f, 0.9f);
            glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);

            glPushMatrix ();
            glClearColor(1,1,1,0);
            glColor3f(1,1,1); //

            glBegin(GL_LINES);
            glVertex3f(0,0,-0.0);
            glVertex3f(0.3,0.0,0.0);
            /////////////////////////////////

            glEnd ();
            glPopMatrix ();

            SwapBuffers (hDC);

            Sleep (1);
        }
    }
 
 Untuk Membuat Tampilan Garis Diagonal
 Untuk membuat garis diagonal kita bisa tuliskan koding seperti gambar di bawah ini :
 source codenya dibawah ini :
/* OpenGL animation code goes here */
            glClearColor (9.1f, 0.1f, 0.1f, 0.1f);
            glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);

            glPushMatrix ();
            glClearColor(1,1,1,0);
            glColor3f(1,1,1); //

            glBegin(GL_LINES);
            glVertex3f(0,0,-0.0);
            glVertex3f(0.9,0.9,0.0);
            /////////////////////////////////

            glEnd ();
            glPopMatrix ();

            SwapBuffers (hDC);

            Sleep (1);
        }
    }
 
6. Compile project tersebut, dengan cara Execute >> Compile atau dengan shortcut (Ctrl + F9)
7. Setelah project berhasil di compile jalankan program tersebut dengan cara Execute >> Run atau dengan shortcut (Ctrl + F10)
8. Akan menghasilkan gambar sebagai berikut:

OUTPUT GARIS VERTIKAL
 

 OUTPUT GARIS HORIZONTAL

 OUTPUT GARIS DIAGONAL

22 Oktober 2012

BUDAYA BERBAHASA INDONESIA

Sejarah mencatat bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah yang berada di wilayah Sumatera. Bahasa Melayu-Riau inilah yang diangkat oleh para pemuda pada “Konggres Pemoeda”, 28 Oktober 1928, di Solo, menjadi bahasa Indonesia. Pengangkatan dan penamaan bahasaMelayu-Riau menjadi bahasa Indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih “bersifat politis” daripada “bersifat linguistis”.Namun, untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, parapemuda Indonesia pada saat itu “secara politis” menyebutkan bahasa Melayu-iau menjadi bahasa Indonesia. Nama bahasa Indonesialah yang dianggap bisa memancarkan inspirasi dan semangat nasionalisme, bukan nama bahasa Melayu yang berbau kedaerahan. Ikrar yang dikenal dengan nama “Soempah Pemoeda” ini butir ketiga
berbunyi “Kami poetera-poeteri Indonesia, mendjoendjoeng tinggi bahasa persatoean, bahasa Indonesia” (Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia). Dalam mengemban misinya, bahasa Indonesia terus berkembang seiring dengan keperluan dan perkembangan bangsa Indonesia, walaupun ada perkembangan yang menggembirakan dan ada perkembangan yang menyedihkan dan membahayakan, Dualisme perkembangan ini memang merupakan dinamika dan konsekuensi bahasa yang hidup Tetapi, karena bahasa Indonesia sudah ditahkikkan sebagai bahasa yang berkedudukan
tinggi oleh bangsa Indonesia, ia harus dipupuk dan disemaikan dengan baik dan penuh tanggung jawab agar ia bisa benar-benar menjadi “cermin” bangsa Indonesia. Akibatnya, pemakai bahasa Indonesia merasa apatis atau masa bodoh melihat kekangan-kekangan yang hebat terhadap bahasa Indonesia ketika itu. Seolah-olah bahasa Indonesia tidak akan mampu menjadi bahasa ilmu pengetahuan. Kaum penajajh ketika itu memang menginginkan seperti itu sehingga pemakai bahasa Indonesia merasa diri tidak berguna mempelajari dan
menguasai bahasa Indonesia. Orang Indonesia ketika itu merasa lebih terpelajar dan terhormat aoabila menguasai bahasa Belanda dengan baik. Orang Indonesia tidak merasa malu apabila tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik, tetapu akan merasa ada yang kurang apabila tidk menguasai bahasa Belanda dengan baik. Akibatnya, tidak banyak orang Indonesia yang mau mempelajari bahasa Indonesia dengan serius dan cukup menguasai bahasa Indonesia ala kadarnya untuk komunikasi umum.Apabila seseorang menggunakan bahasa Indonesia lisan dan lewat lafalnya dapat diduga atau dapat diketahui dari suku mana ia berasal,maka lafal orang itu bukanlah lafal bahasa Indonesia baku. Dengan kata lain, kata-kata bahasa Indonesia harus bebas dari pengaruh lafal asig dan/atau lafal daerah. Kesulitan yang dialami oleh sebagian besar pemakai bahasa Indonesia adalah sampai saat ini belum disusun kamus lafal bahasa Indonesia yang lengkap. Akibatnya, sampai sekarang belum adapatokan yang jelas untuk pelafalan kata peka, teras, perang, sistem, elang. Tetapi, pengucapan semangkin (untuk semakin), mengharapken (untuk mengharapkan), semua (untuk semua), mengapa (untuk mengapa), thenthu (untuk tentu), therima kaseh (untuk terima kasih), mBandung (untuki Bandung), dan nDemak (untuk Demak) bukanlah lafal baku bahasa Indonesia. sebagian besar masyarakat Indonesia, Bahasa Indonesia masih merupakan bahasa kedua setelah bahasa daerah (bahasa ibu). Termasuk juga bagi anak-anak Indonesia yang lahir dari perkawinan campur antar bangsa. Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama kebanyakan kita temui pada keluarga yang terbentuk dari perkawinan antar etnis.
Kalau kita lihat dari sejarah, Bahasa Indonesia lahir dari Bahasa Melayu yang pada zaman dulu menjadi bahasa perdagangan antar pulau di Nusantara. Kemudian dikukuhkan menjadi Bahasa Persatuan melalui momen Sumpah Pemuda. Bahasa Melayu menjadi dominan di kala itu dikarenakan fleksibelitasnya akan bahasa-bahasa lain. Karena interaksi bangsa Indonesia saat itu lebih banyak dengan orang-orang Arab, maka Bahasa Arablah yang banyak diserap ke dalam Bahasa Melayu.
Pengembangan suatu bahasa terkait dengan bahasa sumber dari bahasa tersebut. Perkembangan Bahasa Melayu tidaklah terlalu signifikan pada saat ini. Kemiskinan dalam memproduksi kata-kata baru membuat Bahasa Melayu menjadi stagnan dan cendrung dianggap sebagai bahasa kuno. Sehingga kalau kita mencoba mengembangkan bahasa Indonesia dengan merujuk kepada bahasa asalnya memang agak sulit.
Eksistensi bahasa, selain dipengaruhi kemassifan penggunaanya, juga didukung oleh kemampuan bahasa tersebut dalam mengungkapkan fenomena baru yang berkembang. Bahasa secara filosofis adalah pengungkapan manusia atas realitas melalui simbol-simbol. Oleh karena itu, perkembangan Bahasa Indonesia sangat tergantung pada tingkat keberhasilan menciptakan kosa kata dan istilah-istilah baru.
Saat ini Bahasa Inggris menjadi Bahasa No. 1 di dunia. Sehingga pengembangan Bahasa Indonesia sangat tergantung pada dinamisasi penyerapan kata-kata Bahasa Inggris. Tentu saja hal ini penuh resiko. Penyerapan bahasa tidaklah murni pada pengambilan kosa kata saja tapi lebih dari itu. Budaya yang melatarbelakangi bahasa tersebut ikut terbawa. Sedangkan banyak kultur negeri asal Bahasa Inggris yang tidak sesuai dengan konteks Indonesia. Kita tidak perlu apriori. Penyerapan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia merupakan keadaan yang tak dapat dielakkan di era global dewasa ini. Namun satu hal yang perlu dicatat, jangan sampai situasi ini mengakibatkan alienasi keberadaan Bahasa Indonesia. Sebagai langkah alternatif, menurut penulis sudah saatnya penyerapan kosa kata Bahasa Daerah semakin digiatkan. Tidak saja akan berpengaruh positif pada penguatan persatuan nasional, tapi juga penting dalam pemeliharaan Bahasa Daerah yang saat ini mengalami kemunduran luar biasa. Sangat disayangkan potensi kekayaan kosa kata dan makna Bahasa Daerah yang dekat dalam kesehariaan kita dibiarkan begitu saja.
Problem kedua penggunaan Bahasa Indonesia adalah masih kentalnya dialek daerah dalam percakapan. Dalam pergaulan kita sering mendengar Bahasa Indonesia ala Minang, Bahasa Indonesia ala Medan, Bahasa Indonesia ala Papua, Bahasa Indonesia ala Sunda, Bahasa Indonesia ala Jawa, dan lain sebagainya. Seringkali hal ini membuat risih telinga. Kita tidak punya standar dialek Bahasa Indonesia yang baku. Jika dikatakan dialek Bahasa Indonesia yang benar adalah dialek Jakarta, maka ini barulah sekedar asumsi belaka.
Akhirnya, ketika kita meletakkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan, maka kepedulian kita demi keberlangsungan eksistensi Bahasa Indonesia sangatlah diperlukan. Tidak hanya sebagai alat untuk berkomunikasi, tapi lebih dari itu, dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita bisa menampakkan pesona keluhuran budi bangsa Indonesia. Hidup Bahasa Indonesia.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat
kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa
negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya lebih lanjut, bahasa Indonesia berhasil mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Akibat pencantuman bahasa Indonesia dalam Bab XV,
Pasal 36, UUD 1945, bahasa Indonesia pun kemudian berkedudukan sebagai
bahasa budaya dan bahasa ilmu. Di samping sebagai bahasa negara dan bahasa resmi.
Dalam hubungannya sebagai bahasa budaya, bahasa Indonesia merupakan
satu-satunya alat yang memungkinkan untuk membina dan mengembangkan
kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki
ciri-ciri dan identitas sendiri, yang membedakannya dengan kebudayaan
daerah. Saat ini bahasa Indonesia dipergunakan sebagai alat
untuk menyatakan semua nilai sosial budaya nasional. Pada situasi
inilah bahasa Indonesia telah menjalankan kedudukannya sebagai bahasa
budaya. Di samping itu, dalam kedudukannya sebagai
bahasa ilmu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu
pengetahuna dan teknologi (iptek) untuk kepentingan pembangunan
nasional.

15 Oktober 2012

The Olsen

Banyak yang bilang Mary-Kate dan kembarannya, Ashley adalah remaja paling gaya di dunia! Habis gaya boho mereka memang mencolok sih.
BOHO CHIC :
Gaya berpakaian dengan rok lebar dan atasan berukuran besar yang jadi ciri khas kaum Bohemian yang tinggal di negara-negara Balkan diopopulerkan lagi oleh Mary-Kate dan Ashley Olsen ini. Selain mata yang bereyeshadow tebal dramatis, Mary-Kate dan Asley juga suka banget pakai baju-baju dengan warna tanah dan ada sentuhan etniknya dengan aksesori bertumpuk. Nah ini dia nih must have item buat kamu yang mau ber boho style hehe.
MUST HAVE ITEM :
- Gaya boho enggak akan lengkap tanpa baju berukuran besar dan aksesori yang bertumpuk-tumpuk.
- Untuk tampil glamour atau kasual, baju harus ramai dengan aksesori, plus pita, renda atau bordir.
- Gaya boho The Olsens juga identik dengan rambut yang di layer. Mau lurus atau bergelombang, yang pasti ujung rambutnya harus berlapis-lapis.
- Ukuran aksesori mulai dari tas kacamata, sampai kalung juga harus serba besar ya.

 
 - Pakai tank top belel berenda dilapis blazer belel, terus pakai aksesori macam-macam kayak syal dan kalung berbandul gede. Pede aja! karena disitulah seni bohonya.
- Dont care with the hair. Rambut yang dilayer justru kelihatan keren kalu acak-acakan. Atur aja pakai tangan atau jari supaya kelihatan lebih natural.
- Blend the colour. Campur warna pakaian kita, tapi tetap dalamsatu tone warna, yaitu warna tanah atau warna-warna hangat. Enggak perlu takut bikin sakit mata kalau biru tua harus dicampur dengan abu-abu atau merah bata.

Saking ngetrennya rambut model layer ala The Olsen yang seolah enggak pernah disisir, sampai ada lho sekolah di Jakarta yang bikin aturan murid ceweknya enggak boleh pakai model rambut begini. Enggak rapi, begitu kata guru-guru. Mungkin ini sebab rambut layer yang belakangan ngetren kelihatan lebih rapi kali ya.
Anting-anting besar dan gelang yang biasa dipakai Mary-Kate dan Ashley sampai sekarang masih tren, dan mungkin diantara kita masih sering pakai sehari-hari.