31 Maret 2011

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan


     Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang di harapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang di kembangkan untuk megkaji masalah manusia dan kebudayaan. Suatu karya dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat dalam pengetahuan budaya.
Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahkluk berbudaya. Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengetahuan tentang konsep konsep nya.
     Yang terkandung dalam pengertan kebudayaan :
1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
2. Kebudayaan di dapat dan di teruskan melalui kebudayaan
3. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi.
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah dan budaya nasional.
Intinya adalah Ilmu Budaya Dasar adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku perilaku dasar dari manusia.
     Karya sastra adalah penjabaran abstraksi, namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstraksi. Maka abstrak adalah cinta kasih, kebagahagiaan, kebebasan, dll. Dalam kesusastraan IBD dapat dihubungkan dengan Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian, dll. 
     Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalahsatuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha pendidikan. Konsep-konsep sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat di perlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang di bahas dalam ilmu pengetahuan sosial, contohnya : Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial yang bertolak.
     Ada perbedaan antara literatur biasa dengan sastra. Sastra memiliki Sense Of Love yang lebih representatif. Sebagai contoh, literatur ekonomi dapat saja mecatat angka-angka.. akan tetapi ada benang merah yang menyatukan konsep budaya kita. Tidak heran apabila para pendiri bangsa mampu melebur diri dalam Bhineka Tunggal Ika, karena kearifan budaya lokal yang masih kuat.

Manusia Dan Kebudayaan


     Judul ini membahas tentang Manusia sebagai pencipta dan sekaligus pengguna kebudayaan. Budaya tercipta atau terwujud meupakan hasil dari interaksi anatara manusia dengan segala hal yang ada di alam raya. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Selain itu manusia juga memiliki akal, intelegensi, perasaan, emosi, kemauan dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia, maka dari itu lah manusia dapat menciptakan kebudayaan. Antara manusia dan kebudayaan, kebudayaan adalah buatan manusia, namun manusia itu sendiri adalah kebudayaan juga. Dengan kata lain kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya. Jai kebudayaan akan terus hidup dan ada selama manusia ada sebagai pendukungnya.
     Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungannya. Peran kebudayaan adalah sebagai berikut :
1. Suatu pedoman untuk hubungan antar manusia atau dengan kelompoknya.
2. Tempat untuk menyalurkann perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Pembimbing kehidupn manusia.
4. Pembeda manusia dengan binatang.
5. Petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan bertingkah laku di dalam pergaulan.
     Kebudayaan adalah hasil cipta dan rasa manusia oleh karena itu kebudayaan sering mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri. Perkembangan tersebut di maksudkkan untuk kepentingan manusia, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
     Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan keompok-kelompok lainnya, apabila adanya kontak antar kelompok. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu apabila kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang di hadapinya.
     Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik.   Misalnya iklim topografi sumber daya alam dm sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan akan berkembang seiring dengan majunya teknologi yang memang saat ini sangat berperan dalam kehidupan manusia.
     Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kendali terhadap kebudayaan yang baru. Karena tidak jarang perilaku yang di tampilkan sangatlah bertolak belakang dengan budaya yang memang dianut di dalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Jadi yang memang di perlukan adalah kendali atau kontrol sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah milah mana kebudayaan yang baik atau sesuai dan mana yang tidak.
     Kebudayaan mengalami perkembangan atau perubahan sesuai manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada beberapa sebab terjadinya perubahan kebudayaan, yaitu:
1. Perubahan lingkungan alam.
2. Perubahan akibat pengaruh dari kelompok lain.
3. Perubahan akibat adanya penemuan.
4. Perubahan akibat dari suatu bangsa memodifikasi cara hidup nya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
     Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta dari manusia adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia, bukan sebaliknya yaitu yang akan menghancurkan manusia sebagai pencipta kebudayaan itu sendiri.

5 Maret 2011

Manusia Dan Cinta

     Dapet tugas dari dosen IBD buat nyari buku tentang "manusia dan cinta" karya Erich Fromm terus di posting ke blog, hmm awal nya bingung hehe, soalnya belom pernah denger tentang Erich Fromm sebelumnya. 

    Erich Fromm adalah seorang psikolog yang lahir di Frankfurt pada tahun 1900, ia banyak menaruh perhatian pada karakter sosial di masyarakat modern. Tahun 1934 ia mengungsi ke Amerika, dan pindah ke Swiss 1971 serta menetap disana hingga meninggal pada tahun 1980. Karya-karyanya meliputi Escape from Freedom, The Sane Society, To Have or to Be, The Art of Loving dan banyak lagi yang lainnya. 

    The Art of Loving inilah buku yang saya cari, agak sulit cari buku ini sekarang, tapi akhirnya ketemu juga The Art of Loving terbitan dari Freshbook. Dibawah ini adalah sedikit kutipan dari buku ini.
    Sejak buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1956, buku ini telah terjual lebih dari 6 juta copy. Buku ini dipenuhi oleh hal-hal yang menyejukkan dan juga membangun, sekaligus menuntut keterbukaan pikiran. Jika anda mengharapkan suatu arahan yang mudah tentang seni mencintai, maka jangan pernah membaca buku ini. Karena buku ini tidak berisikan itu semua.          Dalam buku ini, cinta adalah seni, yang mensyaratkan perjuangan, kesabaran, konsentrasi dan yang terpenting adalah kematangan pribadi. Hanya mereka yang telah terbebas dari sifat kekanak-kanakan, kepicikan dan ketertutupan yang akan sanggup mencintai dan bisa mengerti buku ini.  
    Buku ini menunjukan bahwa  cinta bukanlah sebentuk perasaan yang dengan mudah bisa di alami oleh semua orang, tetapi cinta selalu terkait dengan masalah kedewasaan. Semua usaha untuk meraihnya akan mengalami kegagalan jika tidak di sertai dengan pengembangan totalitas kepribadian. Dan cinta ini tidak dapat diperoleh tanpa adanya kemampuan untuk mencintai sesama. Itu semua juga tidak akan mungkin tercapai tanpa adanya sikap rendah hati, berani, percaya dan disiplin, apabila sifat-sifat seperti ini sudah tidak ada lagi, dapat dipastikan kemampuan untuk mencintaipun menjadi suatu hal yang langka.
    Langkah pertama yang harus di ambil dalam hal ini adalah dengan menyadari bahwa cinta adalah suatu seni , sama seperti hidup ini. Jika kita ingin belajar bagaimana mencintai, kita juga harus memulainya lewat cara yang sama ketika kita ingin mempelajari seni, entah itu seni musik, seni lukis, seni pahat, seni pengobatan atau seni bangunan.
    Mengapa sangat sedikit orang dalam kebudayaan kita yang mempelajari seni mencintai, padahal mereka nyata-nyata mengalami kegagalan dalam hal tersebut? Itu semua adalah karena orang-orang zaman sekarang selalu mendambakan cinta, akan tetapi perhatian mereka lebih tertuju pada hal-hal yang lain seperti kesuksesan, prestige, uang dan kekuasaan.
     Cinta yang matang adalah kesatuan dengan sesuatu atau seseorang di bawah kondisi saling tetap mempertahankan integritas dan individualitas masig-masing.
     Rasa iri, cemburu, hasrat dan segala bentuk ketamakan adalah nafsu, sementara cinta adalah tindakan, sebentuk praktek manusia yang hanya dapat diwujudkan dalam kebebasan, jadi itu semua tidak akan pernah terwujud oleh paksaan. Semua ini bukan karena persoalan memberi ataupun menerima. Namun selama ini terjadi kesalahpahaman luar biasa dalam memandang tindakan memberi. Memberi sering disamakan dengan "Memberikan" sesuatu atau mengorbankan sesuatu.
     Yang terpenting dalam hal ini bukan soal bahwa dia telah mengorbankan hidupnya demi orang lain melainkan bahwa dia telah memberikan apa yang hidup dalam dirinya; dia memberikan kegembiraannya, kepentingannya, pemahamannya, pengetahuannya, kejenakaannya, kesedihannya dan semua ekspresi serta manifestasi yang ada dalam dirinya. Yang pasti cinta itu tidak pernah lahir dari dominasi atau paksaan.
     Jika seseorang hanya mencintai seseorang tetapi tidak memiliki kepedulian terhadap yang lain maka hal itu tidak layak disebut cinta. Mencintai seseorang bukan hanya melibatkan perasaan yang kuat melainkan juga melibatkan keputusan, suatu penilaian, suatu perjanjian. Apabila cinta hanya merupakan perasaan semata, maka tidak ada dasar untuk saling berjanji untuk mencintai selama-lamanya. Suatu perasaan bisa timbul dan bisa lenyap kapan saja, dan dengan kenyataan ini, bagaimana bisa memastikan bahwa perasaan itu akan tetap ada untuk selama-lamanya tanpa mengandaikan adanya suatu penilaian atau keputusan.
     Pada dasarnya semua makhluk manusia itu sama. Kita semua merupakan bagian dari yang satu; kita adalah satu. Karena demikian halnya, maka kita tidak perlu ambil pusing siapa yang akan kita cintai. Cinta pada dasarnya merupakan suatu kemauan, suatu keputusan untuk mengikat kehidupan dengan kehidupan orang lain.
      

Selamat Mencintai :)